Pages

Kamis, 03 November 2011

Guru yang Efektif

Nama : Laili Wahyuni
Kelas : 4EA10
NPM : 10208721

Guru yang Efektif
Mengutip pemikiran Davis dan Margareth A. Thomas dalam bukunya Effective Schools and Effective Teachers, Suyanto dan Djihad Hisyam (2000:29) mengemukakan tentang beberapa kemampuan guru yang mencerminkan guru yang efektif, yaitu mencakup :
1. Kemampuan yang terkait dengan iklim kelas :
• memiliki kemampuan interpersonal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan;
• memiliki hubungan baik dengan siswa;
• secara tulus menerima dan memperhatikan siswa;
• menunjukkan minat dan anthusias yang tinggi dalam mengajar;
• mampu menciptakan atmosfer untuk bekerja sama dan kohesivitas dalam kelompok; melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran;
• mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; dan
• meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.
2 Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen :
• memiliki kemampuan secara rutin untuk mengahadapi siswa yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi dalam mengajar; serta
• mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berfikir yang berbeda.
3. Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan (reinforcement) :
• mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa;
• mampu memberikan respon yang membantu kepada siswa yang lamban belajar;
• mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang memuaskan; dan
• mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.
4. Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri :
• mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;
• mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode pengajaran; dan
• mampu memanfaatkan perencanaan kelompok guru untuk menciptakan metode pengajaran.

Tugas Softskill Etika Bisnis

Tugas Softskill Etika Bisnis

Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Tujuan mempelajari etika adalah Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu, yang dimaksud baik disini adalah Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif). Dan sebaliknya pegertian buruk disini adalah Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlak.
Cara penilaia baik dan buruk yaitu : Menurut Ajaran Agama, Adat Kebiasaan, Kebahagiaan, Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham Eudaemonisme, Aliran Pragmatisme, Aliran Positivisme, Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme, Aliran Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunisme
Etika yang kita lakukan dalam sehari-hari seperti seperti etika dalam menggunakan handphone Hp atau Handphone adalah perangkat telekomunikasi yang memiliki banyak manfaat dan mudah dalam pengoperasian. Namun untuk mendapatkan sebuah manfaat yang berdapat positif, pengguna harus beretika ketika menggunakan teknologi tersebut dengan cara melihat lingkungan sekitar, seperti :Tempat yang sesuai untuk menggunakan handphone, seperti tempat ibadah, gedung bioskop, ruang kelas dan lain-lain. Jadi pengguna harus mengetahui apakah tempat tersebut akan terganggu ketika pengguna menggunakan handphone.Volume suara pengguna ketika melakukan pembicaraan menggunakan handphone. Jadi pengguna harus menggunakan volume suara yang normal ketika melakukan pembicaraan menggunakan handphone agar tidak menarik perhatian dan tidak mengganggu orang-orang yang berada disekitar anda.Tema pembicaraan. Ketika pengguna berada ditempat umum, diusahakan untuk tidak melakukan pembicaraan yang bersifat pribadi karena jika dilakukan didekat orang lain, akan membuat orang lain mau tidak mau mendengarkan pembicaraan pribadi pengguna. Jika pembicaraan tersebut harus dilakukan, maka lakukanlah pembicaraan tersebut ketika keluar dari tempat tersebut.Waktu ketika menerima panggilan dari handphone. Jika pengguna handphone sedang melakukan perbincangan langsung dengan orang lain, disarankan agar tidak menerima panggilan telepon ketika ditengah perbincangan karena hal tersebut kurang menunjukkan etika dan respek terhadap lawan bicara yang sedang berhadapan langsung kecuali panggilan tersebut sangat penting, jadi pengguna mau tidak mau harus memotong perbincangan tersebut. Ketika menerima telepon, pengguna diwajibkan untuk focus kepada lawan bicaranya agar pembicaraan tersebut tidak berujung kearah kesalahpahaman.Ketika melakukan wawancara, pertemuan, presentasi, dan ketika melakukan penerbangan, diwajibkan bagi pengguna untuk mematikan handphone tersebut agar kegiatan tersebut tidak terganggu atau handphone tersebut tidak mengalami kerusakan ketika dalam penerbangan.Pilihan antara menggunakan sms atau telepon. Hal tersebut harus didasari dari kebutuhan pengguna, jika pengguna membutuhkan respon langsung sebaiknya melakukan telepon langsung. Tetapi jika pengguna merasa respon tersebut tidak dibutuhkan secepatnya sebaiknya pengguna menggunakan sms agar kegiatan yang sedang dilakukan dari kedua pihak tidak terganggu.
Dalam berbisnis kita pun harus mempunyai etika berbisnis contoh nya seperti tidak melakukan penipuan terhadap orang, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap orang-orang tertentu, serta tidak mengambil barang yang bukan milik kita.
a. Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : kewajiban untuk menepati janji
b. Deontologi
Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.

Sumber :

http://dildonk.wordpress.com/2011/10/10/pengertian-contoh-dari-etika-teleologi-deontologi-teori-hak-teori-keutamaan/
amutiara.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../PENGERTIAN+ETIKA.doc